Serius Atasi Sampah, Yamin-Ananda Terapkan Studi Tiru Banyumas dengan Dana Pribadi
BANYUMAS, kawalnarasi.com – Masalah sampah di Kota Banjarmasin sudah lama menjadi momok yang tak kunjung usai. Dari tumpukan sampah yang menggunung hingga penanganan yang terkesan sembarangan, persoalan ini bukan hanya menciptakan pemandangan kumuh, tetapi juga menimbulkan potensi risiko kesehatan yang besar bagi warga kota. Dalam menghadapi persoalan yang sudah sangat semraut ini, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin, Yamin-Ananda, tidak main-main.
Belum resmi dilantik, Yamin-Ananda sudah menunjukkan komitmen yang tinggi dalam menyelesaikan masalah sampah dengan cara yang tidak biasa: studi tiru ke Kabupaten Banyumas. Tanpa menunggu anggaran negara atau program yang lebih besar, mereka menginvestasikan dana pribadi untuk mempelajari bagaimana Pemkab Banyumas berhasil mengelola sampah secara lebih berkelanjutan.
“Pemkab Banyumas ini adalah salah satu daerah yang sukses mengelola sampah dengan sangat baik. Mereka sudah membangun 26 Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di berbagai kecamatan, jadi sampah tidak lagi hanya ditumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) saja,” ungkap Hj. Ananda, calon Wakil Walikota Banjarmasin, yang terpilih dalam Pilkada lalu.
Menurut Ananda, jika Kota Banjarmasin dapat menerapkan sistem yang serupa, masalah sampah yang selama ini mengganggu bisa teratasi. Dengan model pengelolaan yang berbasis pada pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang, sampah yang semula dianggap sebagai masalah justru dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi.
“Di Banyumas, mereka tidak hanya berhasil mengatasi masalah sampah, tapi juga menciptakan peluang ekonomi dari sampah itu sendiri. Ini adalah model yang ingin kami terapkan di Banjarmasin,” tambah Ananda dengan penuh semangat.
Tentu saja, mengimplementasikan sistem seperti itu tidaklah mudah. Ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, baik dari sisi teknis maupun administratif. Namun, Ananda menegaskan bahwa komitmen dan kolaborasi dengan semua pihak akan menjadi kunci utama untuk mewujudkannya.
Sikap serius Yamin-Ananda terhadap persoalan sampah terlihat dari bagaimana mereka tidak hanya mengandalkan anggaran atau bantuan dari pemerintah pusat, tetapi juga menunjukkan niat kuat dengan menggunakan dana pribadi untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah yang sudah terbukti efektif.
“Saking seriusnya Pak Walikota terpilih terhadap masalah sampah, saya diutus untuk belajar langsung ke Banyumas dengan teliti dan detail. Kami ingin benar-benar memahami dan menyalurkan pengetahuan ini untuk Banjarmasin. Kami sangat terbuka untuk ide-ide dan kolaborasi dengan semua pihak untuk mengatasi persoalan ini,” jelas Ananda.
Langkah ini menunjukkan bahwa Yamin-Ananda tidak hanya sekadar berbicara tentang perubahan, tetapi juga siap berinvestasi, baik secara waktu maupun dana pribadi, demi kemajuan kota yang lebih bersih dan sehat. Dengan semangat yang tinggi, Yamin-Ananda berkomitmen untuk menciptakan Kota Banjarmasin yang nyaman, bersih, dan layak huni bagi seluruh warganya.
Inilah contoh nyata bagaimana pemimpin yang serius dalam mengatasi masalah kota tidak hanya mengandalkan janji-janji kosong, tetapi juga berani bertindak dengan langkah konkret. Kini, Banjarmasin memiliki harapan baru dalam mengatasi krisis sampah yang selama ini mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika ini berhasil, bukan tidak mungkin model pengelolaan sampah Banyumas bisa menjadi acuan bagi kota-kota lain di Indonesia.(ya)
Tinggalkan Balasan